Assalamu'alaikum...
Alhamdulillah loyang bingka yang selama ini dicari-cari akhirnya ketemu juga...
Jadi semakin semangat eksplore bingka. Kapan hari beli tapai beras ditempat langganan, suka sama tapai jualan paman ini karna rasanya asli manis banget dan warna hijaunya juga asli hijau dari daun katuk, alami banget kan...
Kurang lebih sama dengan bingka kentang sebelumnya hanya saja cara mengolahnya sedikit berbeda dengan bingka kentang. Selain
dipanggang, setengah adonan ini saya kukus juga, hasilnya Alhamdulillah… Pacah
diilat ujar urang banjar ^^
Baiklah, resep Ini hasil
wawancara dari berbagai sumber ahlinya, ihihihihi… Makasih bubuhan kakawanan, acil wan mintuha
lambung ulun… minta rela ulun mamakai rasep buhan pian lah :-*
Jangan jara ulun haur betakun tarus lah....
Bingka Tapai
(dari berbagai sumber bubuhan
asli urang banjar)
Bahan:
-
3 gelas santan kental (1/2
gelasnya saya campur dengan air perasan suji dan pandan)
-
4 telur bebek
-
1 gelas gula pasir
-
10 buah tapai beras, hancur
kasar (dirahai jar urang banjar ^^)
-
1-2 sdm tepung terigu
(tergantung tingkat kepadatan yang dikehendaki)
Cara Membuat:
- - Rebus santan, masukkan
kocokan telur dan gula putih, aduk pelan hingga rata menjadi adonan. Angkat,
tambahkan tepung terigu dan 1 sdm tapai, aduk rata.
- - Tuang adonan ke loyang
bingka yang sudah dioles minyak dan dilapis daun pisang serta sudah dipanaskan
dioven atau diatas api langsung.
- - Saya menggunakan oven
dengan suhu 180-190 kurang lebih 45 – 50
menit api bawah dan menambahkan sekitar 10 – 15 menit api atas, disesuaikan aja
dengan kondisi masing2 oven.
- - Separuhnya saya kukus selama kurleb satu jam juga, atau lakukan pengecekan dengan tusuk lidi untuk mengetahui kematangan bingka. Kondisi masing2 oven atau kompor disesuaikan aja ya.
Semoga bermanfaat..
Barakallahu fiikum........
No comments:
Post a Comment